Senjata Tradisional Bali

Senjata Tradisional Bali – Tahukah anda, ternyata Bali memiliki senjata tradisional yang eksis sampai saat ini.

Bali ialah daerah yang mempunyai banyak kesenian dan budaya, salah satunya yaitu senjata tradisional.

Pada mulanya senjata ialah alat yang digunakan untuk membela diri atau berburu hewan buas, namun sekarang sudah jarang yang menggunakan senjata tersebut. Senjata tradisional Bali hanya akan digunakan pada berbagai macam proses ritual Bali.

Macam-Macam Senjata Tradisional Bali

Yuk kita ulas bersama dibawah ini!

Keris Ki Baru Gajah

Keris Ki Baru Gajah

Keris Ki Baru Gajah ialah senjata tradisional Bali pemberian dari Dang Hyang Dwijendra tepatnya di tahun 1411 saka. Keris tersebut diyakini bisa membawa kemakmuran bagi warga yang ada di Bali. Maka dari itulah setiap bulan Juni atau tepatnya hari ke-210 kalender penanggalan Bali dilaksanakan Tradisi Nglisah.

Tradisi Nglisah ialah tradisi yang sudah dilaksanakan secara turun temurun dengan tujuan memberikan pembersihan pada keris. Pembersihan tersebut dilakukan dengan mengoleskan minyak kelapa pada setiap bilah keris.

Tradisi tersebut diadakan sebagai bentuk penghormatan dan pemujaan yang ditujukan pada Dewa keris Pasupati.

Keris Ki Baru Gajah diyakini bisa membantu menghilangkan hama tanaman dan memberikan kesuburan pada petani. Hal itulah yang menjadikan keris dihormati.
Baca Juga:  Senjata Tradisional Jawa Tengah

Keris Tayuhan

Keris Tayuhan

Keris Tayuban ialah berasal dari kerajaan zaman dahulu, yaitu kerajaan Majapahit. Warga Bali menganggap bahwa keris simbol dan identitas diri. Bukan hanya itu, namun Keris memiliki nilai sakral yang tinggi.

Hal demikian menjadikan keris ini akan selalu diperhatikan dari segi perawatan. Sedangkan dari segi fungsinya, keris tayuhan digunakan sebagai sarana perlindungan diri terutama saat adanya peperangan.

Namun seiring perkembangan zaman. Fungsi keris ini beralih menjadi sebagai benda pusaka yang dilengkapi berbagai hiasan.

Baik hiasan pada gagang, bilah, atau pada sarungnya. Keris tayuhan ini dibersihkan ketika ritual pergantian tahunan dan ritual keagamaan yang diselenggarakan di Bali.

Penampad

Penampad

Penampad ialah senjata tradisional berasal dari Bali dan mempunyai ragam manfaat sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya digunakan memotong bambu, memotong rumput dan sebagainya.

Penampad memiliki bentuk simpel dan tidak jauh berbeda dengan pisau. Bedanya pada panjang mata panampad berukuran lebih panjang dibandingkan dengan pisau modern.

Untuk ganggangnya terbuat dari bahan kayu yang mudah didapatkan. Sehingga senjata ini digunakan oleh warga Bali dari kalangan manapun, hal demikian masih berlaku saat ini.

Taji atau Tajen

Taji atau Tajen

Senjata Taji ialah senjata tradisional Bali yang digunakan untuk kegiatan tarung ayam, senjata tersebutlah digunakan sebagai senjata utamanya.

Untuk cara pemakaian dari senjata ini yaitu dengan cara diikatkan pada kaki ayam sebagai senjata.

Bukan hanya itu, senjata ini biasanya digunakan pada saat upacara adat tabur roh. Upacara tersebut dilakukan dengan cara menaburkan darah hewan yang didapatkan dari menyembelih.

Trisula Bali

Trisula Bali

Trisula ialah senjata tradisional yang memiliki tiga ujung mata pada tombak. Nama trisula diambil dari bahasa sansekerta, yaitu tri yang memiliki arti tiga, dan suka mempunyai arti tombak.

Sedangkan untuk kegunaan dari senjata trisula ialah untuk menikam dan melukai musuh pada sat terjadi peperangan jarak dekat.

Kelebihan trisula ialah ketajamannya yang tidak diragukan lagi, masing-masing mata tombak yang bisa menambah luka pada tubuh korban.

Untuk kelemahan senjata ini ialah kurang kuat jika menghadapi musuh dengan jarak jauh. Hal demikian mengakibatkan pengguna senjata tidak bisa sembarangan untuk melemparnya seperti tombak.

Senjata trisula dikenal sebagai senjata dari salah satu Trimurti, yaitu Dewa Siwa. Sehingga karena warga Bali yang menganut agama Hindu-Budha, menjadikan senjata tersebut memiliki keistimewaan tersendiri di hati mereka.

Pisau Tiuk Bali

Pisau Tiuk Bali

Pisau Tiuk ialah salah satu perkakas kecil yang memiliki nilai seni hasil dari kebudayaan. Pisau tiuk tersebut ialah salah satu benda yang tidak pernah luput dari corak dan nuansa eksotisme budaya Bali.

Pisau Tiuk biasanya digunakan untuk memasak, memotong daging dan mengolah bahan makanan lainnya.

Sehingga pisau tersebut memiliki nilai seni, benda kecil tetap selalu dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Blakas

Blakas

Blakas ialah senjata yang mirip golok cepot atau golok dapur. Senjata ini terbuat dari besi baja dengan gagangnya terbuat dari kayu.

Blakas digunakan untuk keperluan dapur dan dipakai untuk memotong hewan qurban.

Senjata Keris

Senjata Keris

Senjata keris ialah senjata tradisional berasal dari pulau Jawa. Pada mulanya saat Kerajaan Majapahit berhasil mengambil alih wilayah Bali. Sehingga tepatnya pada tahun 1343 warga Bali memulai untuk mengerjakan pembuatan keris.

Keris Bali dan Keris Jawa mempunyai perbedaan dari segi ukuran, ukuran pada keris Jawa cenderung berbentuk lebih kecil, sedangkan keris Bali memiliki bentuk agak lebih besar.

Bukan hanya pada ukuran, melainkan perbedaan tersebut ada pada bentuk desain gagang, gagang pada keris Bali lebih kompleks dari keris Jawa.

Sedangkan untuk persamaannya kedua keris tersebut ada dari segi karakternya, lekukan yang diciptakan pada proses pembuatannya, jumlah lekukan yang ada pada keris Jawa harus selalu berjumlah ganjil.

Hal demikian terjadi pada proses pembuatan keris Bali, keris yang sempurna selalu berjumlah ganjil. Hal demikian disebabkan keris mengandung unsur dari filosofinya sendiri.

Kandik

Kandik

Kandik ialah senjata tradisional Bali yang dipakai untuk melakukan pekerjaan seperti menebang pohon, memotong kayu, atau pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar.

Kandik mempunyai ukuran yang besar dan berat, hal demikian menyebabkan tidak semua orang bisa menggunakan senjata kandik dengan baik.
Baca Juga:  Senjata Tradisional Aceh

Caluk

Caluk

Senjata Caluk ialah senjata tradisional dari Bali berbentuk sebilah pisau lengkung dan memiliki gagang atau pegangan yang panjang.

Ganggang yang panjang tersebut memiliki fungsi yaitu agar senjata tersebut bisa menjangkau daerah yang jauh lebih tinggi.

Wedhung

Wedhung

Wedhung ialah senjata tradisional yang mempunyai lambang dari kesiapan melakukan pengabdian seorang bawahan pada atasannya.

Hal demikian mengandung arti bahwa seorang bawahan sudah mengangkat wedhugnya dianggap sebagai sumpah setia pada atasan sampai akhir hayatnya.

Arit

Arit

Senjata Arit ialah senjata tradisional berbentuk setengah lingkaran seperti bulan sabit dan terbuat dari besi baja yang kuat.

Senjata tersebut mempunyai bentuk yang sama seperti celurit yang berasal dari Madura, yaitu berupa pisau yang melengkung.

Warga Bali sendiri menggunakan arit ketika bepergian ke sawah atau ke kebun mencari rumput, atau bekerja di ladang.
Baca Juga:  Senjata Tradisional Sumatera Utara

Tombak

Tombak

Tombak ialah senjata perang yang di gunakan pada zaman dahulu. Tombak ini sering digunakan oleh prajurit yang berfungsi sebagai senjata untuk perang.

Senjata tombak digambarkan dalam tarian Bali dengan nama tarian Wirayudha. Tarian tersebut ialah tarian perang yang diperankan oleh 2 hingga 4 pasang penari yang akan membawa senjata tombak.

Tari tersebut menggambarkan sekelompok prajurit Bali Dwipa yang bersiap-siap untuk menuju ke medan peran.

Busur & Panah

Busur & Panah

Busur dan panah ialah senjata yang paling umum digunakan pada warga Nusantara. Bentuk busur yang melengkung bisa membantu daya pegas, sehingga panah bisa meluncur tepat sasaran.

Akhir Kata

Demikianlah ulasan senjata tradisional Bali. Karena seperti yang kita tahu, warga Bali masih mempertahankan kesakralan dari senjata yang ada.

Karena setiap senjata mempunyai filosofi yang tinggi. Sehingga  diperlukan menjaga warisan leluhur tanah air tersebut.

Semoga artikel ini bermanfaat dan  menambah wawasan pembaca tentang Senjata Tradisional Bali!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.