Tari Gorontalo – Gorontalo berada di Pulau Sulawesi dan menjadi provinsi baru pada tahun 2000. Walaupun demikian, Gorontalo kaya dengan adat dan budayanya, salah satunya ialah seni tari.
Kemudian, tari Gorontalo sendiri beragam-ragam, mulai dari tari klasik sampai tari kreasi modern. Bahkan, tarian itu sangat terkenal di Indonesia dan ditunjukan di berbagai acara.
Pasalnya, tarian Gorontalo mempunyai ciri khas tersendiri yang wilayah lain tidak mempunyai.
Mari kita baca ulasannya.
Ragam Jenis Tari Gorontalo
Berikut ini ulasan lengkap tarian gorontalo.
Tari Dana Dana
Pada awalnya tarian ini ialah dari kata daya dayango yang memiliki arti menggerakkan semua anggota tubuh sambil berjalan. Tarian yang ditarikan oleh 2 sampai 4 penari laki-laki yang diiringi oleh musik gambus.
Kemudian, ada alat musik lain yang menyertainya yaitu rebana dan tema lagu yang dimainkan dengan tema nasehat kehidupan dan percintaan remaja.
Selain itu, tarian ini mempunyai arti sebagai sarana untuk penyampaian pesan yang erat kaitannya dengan Agama Islam.
Ada dua fungsi pada tarian ini, yaitu tari penyambutan dan tari perayaan. Pasalnya, tarian ini sering kali digelar untuk menyambut para tamu dan dipentaskan saat adanya hari besar Gorontalo.
Seiring berkembangnya zaman, tarian ini mempunyai 2 versi, yaitu versi klasik dan versi modern. Pada zaman dahulu, penari tarian ini boleh laki-laki dan kini penari perempuan pun boleh.
Untuk perbedaan berikutnya ada pada formasi, gerakan, kostum dan jumlah penarinya, namun substansinya tidak meninggalkan keasliannya.
Tari Polopalo
Dinamakan palo palo karena tarian ini memakai properti palo palo dan menghasilkan bunyi yang khas Tarian ini kini ada dua jenis, yaitu tarian klasik dan modern. Perbedaan yang mencolok ada pada jumlah penari dan iringan musiknya.
Untuk tari polopalo klasik, dilakukan oleh penari tunggal dan iringan musiknya dimainkan sendiri. Sementara palo palo modern, termasuk tari kelompok dan menggunakan iringan musik khas Gorontalo.
Tari Saronde
Maka dari itu, biasanya tarian ini dilakukan oleh laki-laki dengan wali atau orang tua dihadapan calon istri.
Ketika menari, calon pengantin laki-laki memberikan lirikan ke calon pengantin perempuan. Sementara calon pengantin perempuan memperlihatkan bila dirinya memperhatikan calon pengantin laki-laki tersebut.
Hingga saat ini, tari Gorontalo ini masih dipertahankan dan sering digelar pada adat pernikahan. Pasalnya, selain menghibur, tarian ini sarat akan arti.
Tari Biteya
Keunikan dari tarian ini yaitu jumlah penarinya yang banyak. Bahkan, pernah dalam satu pergelaran, ada 400 penari yang menarikan tarian ini. Pasalnya, tarian ini mengisahkan tentang bagaimana budaya kerja keras warga Gorontalo ketika mencari ikan di laut.
Untuk para penari, semuanya memakai pakaian khas nelayan dan warna kostum didominasi oleh warna merah.
Tari Langga
Misalnya, berkebun, memanjat pohon kelapa, menyebrangi sungai, dan lain-lain.
Kemudian, tarian ini tidak mempunyai pakem yang pasti karena tiap wilayah Gorontalo mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda-beda.
Tari Elengge
Asal nama tari Gorontalo ini ialah dari bunyi alu, yaitu alat untuk menumbuk padi.
Pasalnya, tarian ini mengisahkan tentang remaja saling bergotong royong saat menumbuk padi menggunakan alu secara bersama-sama.
Tari Langga Buwa
Beliau bisa membuktikan bila ketangkasan langga bisa dilakukan oleh perempuan.
Dengan begitu, tarian ini dijadikan sebagai ekspresi seni dan modifikasi dari tari Langga.
Keunikan dari tarian ini ada pada gerakannya, yaitu bagaimana gerakan tari langga laki-laki menjadi gerakan tari perempuan.
Tari Tidi
Ini termasuk dalam tarian klasik dan ada sejak zaman kerajaan Raja Eyato tahun 1672, yaitu ketika Islam sangat Berjaya di Kerajaan Gorontalo.
Maka dari itu, baik gerakan, formasi, property, dan busananya tidak boleh diubah karena mempunyai filosofis yang dalam.
Misalnya, untuk busana penarinya mempunyai 4 keterikatan, yaitu keterikatan ketika menjalin kekerabatan antar keluarga dan warga keterikatan dalam menjalankan syariat Islam.
Tari Marwas
Ini ialah tari Gorontalo yang dibuat oleh Hj. Farha Daulima yaitu koreografer dan Darman Bau penata tari pada tahun 2005. Tarian ini bernama Marwas karena menggunakan alat musik khas Gorontalo yaitu marwas.
Tari marwas dimainkan oleh tiga sampai lima pasang penari remaja yang termasuk dalam tari kelompok.
Tari Linde
Gorontalo mempunyai tari kreasi terkenal, yaitu tari linde. Tari ini terinspirasi dari aktivitas yang dilakukan oleh warga Gorontalo sehari-hari.
Selain itu, tarian ini menceritakan tentang pergaulan remaja di Gorontalo yang berlandaskan adat Bersendikan Sara sara Sara Bersendikan Kitabullah.
Asal nama tarian ini diambil dari sebutan daun silar yang dilipat dan dijadikan mainan anak-anak.
Tari Dayango
Nama lain dari tari Gorontalo ini yaitu Wumbungo dan salah satu tarian kreatif Gorontalo. Tarian yang dikembangkan di warga ini awalnya dilakukan ketika upacara pemujaan roh-roh halus.
Namun, hanya kalangan warga tertentu dan tinggal di pedesaan saja yang masih melakukannya. Di kalangan tersebut, tarian ini ini masih lestari dan berkembang.
Biasanya tarian ini dilakukan secara berkelompok dan berpasangan dan jumlahnya mencapai 8 penari atau lebih. Selain busana tari, properti tarian ini yaitu kain pengikat kepala dan ikat pinggang.
Akhir Kata
Itulah tari tradisional gorontalo yang masih eksis hingga sekarang. Semoga bermanfaat.