Rumah Adat Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara dengan ibukota Medan mempunyai banyak sekali keunikan, salah satunya yaitu Rumah Adat.

Provinsi Utara sendiri mendominasi penduduknya yang berasal dari suku Batak.

Selain sebagai mayoritas, suku Batak tersebut dipercaya penduduk asli dari Sumatera Utara.

Batak adalah rumpun suku yang menduduki sebagian besar di daerah Sumatera Utara.

Sudah biasa orang menganggap penyebutan dari suku Batak hanya pada suku Toba, Padahal Batak tidak hanya suku Toba saja.

Pada saat ini biasanya orang Batak menganut agama Kristen Katolik, Kristen Protestan dan Islam.

Namun ada juga yang menganut kepercayaan tradisional yaitu tradisi Malim nama penganutnya disebut dengan Parmalim, dan menganut kepercayaan animisme, meskipun pada saat ini jumlah penganutnya dari kedua ajaran tersebut semakin langka.

Sejarah Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah tradisional Sumatera Utara memiliki keunikan dan keindahan arsitektur yang sangat menarik untuk dipelajari.

Sejarah rumah tradisional ini sendiri dapat ditelusuri dari zaman sebelum kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Sumatera Utara.

Pada awalnya, rumah tradisional Sumatera Utara dibangun dengan bahan dasar kayu dan atap jerami. Biasanya, rumah adat ini memiliki bentuk panggung dengan beberapa tiang penyangga yang kuat dan besar.

Bentuk panggung ini biasanya dilakukan untuk menghindari banjir dan serangan hewan liar, serta memudahkan ventilasi dan sirkulasi udara di dalam rumah.

Selain itu, setiap suku bangsa yang ada di Sumatera Utara memiliki ciri khas tersendiri dalam arsitektur rumah adatnya.

Suku Batak, misalnya, memiliki rumah adat yang dikenal dengan nama “rumah bolon” atau “rumah adat Batak”. Rumah ini memiliki bentuk persegi panjang, dengan atap yang tinggi, dan seringkali dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah.

Sementara itu, suku Karo memiliki rumah adat yang dikenal dengan nama “rumah panggung Karo”. Rumah ini memiliki bentuk panggung yang tinggi, dengan atap yang melengkung ke atas.

Konstruksi rumah panggung ini biasanya sangat kuat dan tahan lama, sehingga mampu bertahan dalam cuaca yang buruk.

Rumah adat Sumatera Utara kini telah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Meskipun sebagian besar rumah adat telah digantikan dengan rumah modern, beberapa di antaranya masih bisa ditemukan di beberapa daerah di Sumatera Utara.

Selain itu, arsitektur dan desain rumah adat Sumatera Utara juga sering diadopsi dalam bangunan modern, termasuk hotel dan resort.

Nama Rumah Adat di sumatera utara

rumah adat sumatera utara

Rumah Adat Bolon

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah adat Bolon ialah salah satu rumah adat Indonesia dari Sumatera Utara yang disebut dengan Rumah Balai Batak Toba dan diakui oleh Nasional sebagai perwakilan rumah adat Sumatera Utara.

Bentuk dari rumah adat ini berbentuk persegi panjang yang masuk kedalam kategori rumah panggung, keunikan dari rumah adat tersebut yaitu hampir keseluruhan bahan bangunannya dibuat dari bahan yang diambil dari alam.

Rumah adat tersebut biasanya dihuni oleh 4-6 keluarga yang hidup bersama. Tujuan dari rumah panggung adat bolon itu agar memiliki kolong pada bawah rumahnya.

Kolong rumah tersebut dipakai untuk kandang hewan peliharaan warga Batak seperti ayam, babi dan kambing.

Rumah Balai Batak Toba

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah Balai Batak Toba ialah salah satu rumah adat tradisional dari Sumatera Utara. Berdasarkan dari fungsi, Jabu parsakitan adalah tempat untuk menyimpan barang.

Tempat tersebut kadang dipakai untuk bermusyawarah terkait hal-hal adat. Sedangkan Jabu bolon rumah keluarga besar.

Rumah Balai Toba sering dikenal sebagai Rumah Bolon. Warga sekitar menilai rumah tersebut seperti seekor kerbau yang sedang berdiri tegak.

Disetiap pembangunan rumah adat suku Batak tersebut dilakukan dengan gotong royong oleh warga sekitar.

Menurut kepercayaan warga Batak, Rumah adat tersebut dibagi menjadi tiga bagian yang mencerminkan dimensi atau dunia yang berbeda.

Rumah Adat Mandailing

Rumah Adat Sumatera Utara

Suku Mandailing yaitu salah satu suku yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang berada diperbatasan Riau.

Wisata alam yang berada di daerah Mandailing sangatlah bagus, dan memiliki budaya kearifan lokal yang sudah dipegang erat oleh warga setempat.

Rumah adat Mandailing ada di kabupaten Mandailing Natal( Madina). Kabupaten tersebut ada di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas.

Rumah adat tersebut disebut dengan Bagas Godang yang mempunyai arti bagas dalam bahasa Mandailing yang berarti rumah, sedangkan Godang memiliki arti banyak.

Rumah Adat Nias

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah adat nias atau yang disebut dengan Omo Hada yaitu rumah adat yang memiliki bentuk panggung tradisional orang Nias.

Ada satu lagi rumah adat Nias yang memiliki ciri yang berbeda yaitu Omo Sebua.

Omo Sebua adalah salah satu kediaman bagi para kepala desa (Salawa), kepala negeri (Tuhenori), atau bagi kaum bangsawan.

Rumah adat Nias tersebut dibangun atas tiang kayu nibung yang besar dan tinggi dan beralaskan Rumbia.

Sedangkan yang berbentuk persegi panjang didaerah Nias selatan dan Nias Tengah. Bangunan rumah adat tersebut tidaklah berpondasi namun langsung tertancap ke dalam tanah.

Sambungan dari antara kedua kerangka rumah tradisional tersebut tidak menggunakan kayu sengingga tahan pada saat ada goyangan gempa.

Rumah Adat Pakpak

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah adat Pakpak atau yang disebut dengan rumah adat Dairi memiliki ciri yang khas.

Atap rumah tradisional terbuat dari bahan ijuk dan bagian kayu pada bagian badan rumah.

Bentuk desainnya selain sebagai salah satu wujud seni dari budaya Pakpak, bagian dari setiap rumah adat Pakpak memiliki arti tersendiri, Rumah adat Pakpak disebut dengan Jerro.

Rumah adat tersebut sama dengan kebanyakan rumah adat berada di Sumatera Utara yang biasanya menggunakan tiang penyangga dan tangga.

Rumah Adat Simalungun

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah Adat Simalungun yaitu etnis yang berada di daerah Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun, Rumah adat tersebut dinamakan dengan Rumah Bolon.

Rumah adat tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dengan yang lainnya yaitu bentuk atapnya yang unik yang didesign dengan bentuk limas.

Rumah Adat Karo

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah adat karo atau disebut dengan rumah adat Siwaluh Jabu.

Siwaluh Jabu memiliki arti sebuah rumah yang dihuni oleh 8 keluarga, dan setiap keluarga sudah memiliki perannya masing-masing.

Penempatan keluarga rumah Karo tersebut ditentukan oleh adat Karo.

Jabu jahe dibagi menjadi dua bagian, yaitu Jabu rumah sendipar ujung kayu dan Jabu ujung kayu.

Dalam rumah adat tersebut terdiri dari delapan ruangan dan dihuni oleh delapan keluarga. Pada rumah adat tersebut terdiri dari 4 dapur.

Rumah Adat Melayu

Rumah Adat Sumatera Utara

Rumah tradisional Melayu yang berada di Sumatera Utara bisa ditemukan di kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Begadai (Sergei) dan Kabupaten Labuhan.

Suku Melayu tersebut memiliki andil yang sangat penting di Medan sebagai Kota terbesar ketiga yang ada di Indonesia.

Rumah Adat Melayu Deli memiliki ciri khas hijau dan kuning, dan lantai dan dindingnya yang terbuat dari papan, sedangkan dari bagian atapnya terbuat dari bahan ijuk.
Baca Juga:  Rumah Adat Lampung

Rumah Adat Angkola

Rumah Adat Sumatera Utara

Angkola ialah salah satu etnis yang berdiri sendiri, meski banyak orang yang menyamakannya dengan mandailing.

Rumah adat tersebut dinamakan Bagas dan Gondang seperti rumah adat Mandiling. Namun tetap ada beberapa perbedaan diantara rumah adat keduanya.

Rumah adat Angkola yang berasal dari Sumatera Utara memiliki ciri atap yang terbuat dari bahan ijuk dan dindingnya terbuat dari papam.

Salah satu ciri khas dari rumah adat tersebut yaitu selalu menggunakan warna yang dominan hitam.

Ciri Khas Rumah Adat Sumatera Utara

"Ciri

Rumah adat Sumatera Utara memiliki ciri khas yang unik dan menarik. Setiap daerah di Sumatera Utara memiliki bentuk dan karakteristik rumah adat yang berbeda-beda, namun pada umumnya rumah adat Sumatera Utara terdiri dari beberapa unsur yang sama.

Berikut adalah beberapa ciri khas rumah adat Sumatera Utara

Bentuk Rumah

Rumah adat Sumatera Utara memiliki bentuk yang berbeda-beda, namun umumnya terdiri dari beberapa lantai yang terbuat dari kayu.

Beberapa rumah adat Sumatera Utara memiliki bentuk segi empat atau persegi panjang dengan atap berbentuk tumpang atau pelana. Ada juga yang memiliki atap berbentuk limas atau bulat.

Material Bangunan

Rumah adat Sumatera Utara umumnya terbuat dari kayu, bambu, dan ijuk. Kayu yang digunakan adalah kayu yang keras dan tahan lama seperti kayu jati, kayu meranti, atau kayu ulin.

Bambu digunakan untuk bahan rangka dan dinding, sedangkan ijuk digunakan sebagai atap rumah.

Ukiran dan Ornamen

Rumah tradisional Sumatera Utara dihiasi dengan ukiran-ukiran dan ornamen yang indah dan beragam. Ukiran dan ornamen tersebut terdapat pada dinding, atap, pintu, dan jendela.

Motif ukiran yang umum digunakan adalah motif flora dan fauna serta motif geometris.

Ruang Keluarga

Rumah tradisional Sumatera Utara memiliki ruang keluarga yang luas dan nyaman. Ruang keluarga ini biasanya berada di lantai bawah dan dihiasi dengan ukiran dan ornamen yang indah.

Di dalam ruang keluarga terdapat kursi dan meja yang terbuat dari kayu serta tempat untuk duduk yang disebut dengan “sopo”.

Halaman Depan

Halaman depan rumah tradisional Sumatera Utara juga memiliki ciri khas yang unik. Halaman depan ini biasanya dihiasi dengan patung-patung atau ukiran-ukiran kayu yang indah.

Selain itu, terdapat pula tumbuhan dan bunga-bunga yang ditanam di sekitar halaman depan.

Akhir Kata

Provinsi Sumatera Utara memiliki 9 rumah adat yang setiap rumah adat tersebut memiliki keunikan, Filosofi, kegunaan dan desain yang berbeda dengan yang lain.

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.