Tarian Jawa Barat 

Tarian Jawa Barat – Membahas tarian Indonesia memang tidak akan habis karena setiap daerah termasuk Jawa Barat mempunyai tarian tradisional sendiri.

Tidak hanya Jaipong, nyatanya Jawa Barat mempunyai ragam tarian lainnya. Contoh tarian Jawa Barat lainnya ialah tari topeng, tari merak, tari ketuk tilu, tari buyung, dan lain-lainnya.

Sejarah Tarian Jawa Barat

Tarian tradisional Jawa Barat memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan budaya Sunda. Sebagian besar tarian ini berasal dari masa sebelum penjajahan Belanda di Indonesia.

Tarian-tarian Jawa Barat umumnya dipengaruhi oleh kepercayaan animisme dan kepercayaan Hindu-Buddha. Selain itu, tarian juga dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang masuk ke Jawa Barat pada abad ke-16.

Nama Tarian Jawa Barat

Berikut ini ulasan lengkap tari tradisional Jawa Barat.

Tari Jaipong

Tari Jaipong

Ini ialah tari tradisional yang sangat terkenal di Jawa Barat dan sudah umum dipentaskan di berbagai acara ataupun kegiatan.

Tari ini dibuat sekitar tahun 1960-an oleh Gugum Gumbira karena terinspirasi dari kesenian warga Jawa barat, seperti ronggeng, kliningan, dan ketuk tilu. Ciri khas tari ini ada pada gerakannya yang bersemangat dan iramanya cepat.

Ada empat gerakan utama pada tarian ini, yaitu pembukaan, pencugan, ngala, dan mincit.

Iringan musik pada tarian ini ialah instrumen tradisional, seperti rebana, gendang, kecapi, rebab, gong, dan kecrek. Kemudian, sinden yang sering kali mengirim alunan musiknya.
Baca Juga:  Tarian Jawa Tengah

Tari Merak

Tari Merak

TariJawa Barat ini dibuat pada tahun 1955 oleh Raden TjeTje Somantri. Mulanya tarian ini diciptakan untuk acara penyambutan para delegasi Konferensi Asia Afrika.

Gerakan tarian ini mendeskripsikan gerak gerik burung merak jantan yang sedang memikat burung merak betina.

Pada tari ini, irama musik yang mengiringi ialah gamelan laras salendro dengan lagu Macan Ucul.

Seiring berjalannya waktu, tarian ini menjadi tari kontemporer sampai gerakan tariannya tidak ada yang terikat dan berdasarkan kreasi sendiri.

Tari Topeng

Tari Topeng

Sesuai namanya, tarian ini berkembang di Cirebon menggunakan properti utama, yaitu topeng untuk menutupi wajah penari.

Selain tari topeng kelana yang populer, ada beragam jenis tari topeng lain, seperti topeng panji, samba, rumyang, dan tumenggung. Kelima jenis tari topeng disebut dengan Topeng Panca Wanda.

Tiap jenis tarian topeng mempunyai bentuk dan warna topeng yang berbeda. Selain itu, tiap-tiap tari topeng mempunyai gerakan, ekspresi, dan arti tarian yang berbeda.

Secara umum, tarian Jawa Barat mengisahkan tentang perjalanan hidup manusia. Mulai dari kelahiran manusia, fase anak-anak, masa remaja, fase dewasa sampai sifat murka yang ada pada manusia.

Tari Ketuk Tilu

Tari Ketuk Tilu

Nama tarian Jawa Barat ini dari alat musik pengiringnya yaitu bonang atau 3 ketuk. Pasalnya, alat musik ini bisa mengeluarkan 3 suara, yaitu gendang kecil, gendang besar, dan pola rebab.

Warga Sunda zaman dahulu, mementaskan tarian ini sebagai perwujudan rasa syukur dan bentuk kegembiraan pada menyambut hari panen padi.

Sekarang tarian dipentaskan pada berbagai acara, seperti pernikahan, festival tari, dan lain-lain.

Tari Sintren

Tari Sintren

Selain tari topeng, Kota Cirebon mempunyai tarian terkenal lainnya yaitu tari sintren. Pada pementasannya, tarian ini akan unsur magis sehingga penari pun harus dipersiapkan sebaik mungkin.

Penari tarian ini yaitu perempuan yang masih gadis dan dalam keadaan suci.

Ketika menari, penonton melemparkan uang pada penari dan penari akan pingsan. Penari mendatangi penonton yang memberikan uang sebagai bentuk berterima kasih dan ini artinya proses tarian sudah selesai.

Tari Ronggeng Gunung

Tari Ronggeng Gunung

Tarian ini berasal dari Pangandaran, Jawa Barat, tarian ini dibawakan oleh 6 sampai 10 penari. Peralatan musik yang digunakan ialah tiga buah ketuk, kendang, dan gong.

Pada masa silan, tarian ini ditampilkan pada saat upacara adat pertanian. Akan tetapi, kini tarian ini digelar di berbagai macam acara, seperti khitanan, pernikahan, dan lain-lain.

Tari ini begitu interaktif karena penari sering kali mengajak penontonnya untuk ikut serta menari.

Tari Sampiung

Tari Sampiung

Disebut sebagai tari sampiung karena judul pengiringnya sama dengan nama tarian ini. Alat musik pengiring dari tari sampiung ialah Tarawangsa, yang bentuknya mirip kecapi kecil dan dibunyikan dengan cara digesek.

Banyak orang menyebut tari ini ialah tari Jentreng karena salah satu alat musik karawitan Sunda yang dikenalkan ialah Jentreng.

Tarian ini sering dipentaskan pada sat upacara adat, seperti Rebo Wekasan, Pesta Panen, Seren Taun, dan lain-lain. Biasanya tarian ini dipentaskan secara tertutup, misalnya di pada pendopo ataupun bale.

Tari Buyung

Tari Buyung

Tarian ini berasal dari Kuningan dan diciptakan oleh Emilia Djatikusumah. Pada masa dahulu tarian ini digelar pada saat adanya perayaan upacara adat Seren Taun atau upacara panen padi.

Dengan begitu, tarian ini mempunyai arti sebagai bentuk rasa syukur Tuhan atas hasil dari panen padi.

Tari Ronggeng Bugis

Tari Ronggeng Bugis

Nama lain dari tarian yang berasal dari Kota Cirebon ini ialah tari telik sandi. Tarian ini kental dengan unsur komedi karena kostum yang dipakai mirip badut dengan hiasan yang lucu dan mirip seperti pantomim.

Jika tarian ini dibawakan oleh penari laki-laki sehingga tarian ini sering kali memancing gelak tawa penonton.

Pada mulanya tarian ini terinspirasi dari Pasukan Telik Sandi, yaitu sebuah kelompok yang dibentuk atas inisiatif Sunan Gunung Jati.

Beliau membentuk kelompok tersebut sebagai wilayah Pajajaran yang dilakukan orang Bugis yang ada di Cirebon.

Baca Juga:  Tarian Jawa Timur

Tari Kamonesan

Tari Kamonesan

Penari tarian Jawa Barat ini berjumlah 8 orang, yaitu 4 laki-laki dan 4 perempuan.

Keunikan tarian ini ada pada bakul yang dibawa penari perempuan yang menggambarkan kehidupan perempuan Sunda yang pergi ke sawah.

Selanjutnya, penari laki-laki mengibarkan selendang seakan-akan menyambut kedatangan penari.

Tari Wangsa Suta

Tari Wangsa Suta

Tarian ini berasal dari Sukabumi, tarian ini ditarikan oleh beberapa penari laki-laki. Karena kisah tarian ini ialah mengenai pertempuran Wangsa Suta.

Yaitu seorang pemuda yang membuka lahan yang menjadi Kota Sukabumi. Tujuan membuka lahan ialah untuk memenuhi syarat untuk menikah dengan Nyi Pudak Arum.

Pada prosesnya, Wangsa Suta harus berperang dengan utusan Demang Kartala, yaitu penculik Pudak Arum.

Ciri Khas Tarian Jawa Barat

Tarian tradisional Jawa Barat memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

  1. Gerakan Tangan yang Indah: Salah satu ciri khas dari tarian Jawa Barat adalah gerakan tangan yang indah dan elegan. Gerakan tangan ini menunjukkan keanggunan dan kelembutan dari para penarinya.
  2. Nuansa Keagamaan: Sebagian besar tarian tradisional Jawa Barat memiliki nuansa keagamaan yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari kostum dan gerakan tari yang memiliki unsur-unsur keagamaan.
  3. Musik Khas: Tarian Jawa Barat biasanya diiringi oleh musik tradisional khas Jawa Barat, seperti gamelan atau angklung. Musik ini memberikan nuansa khas yang menambah keindahan dari tarian tersebut.
  4. Cerita atau Pesan Moral: Banyak tarian tradisional Jawa Barat mengandung cerita atau pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton. Hal ini menjadikan tarian tersebut tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk memberikan pendidikan dan inspirasi kepada penonton.
  5. Ragam Kostum yang Beragam: Tarian Jawa Barat memiliki ragam kostum yang beragam, tergantung dari jenis tariannya. Beberapa tarian menggunakan kostum tradisional yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, sementara beberapa tarian lainnya menggunakan kostum yang lebih megah dan berwarna-warni.

Akhir Kata

Itulah ulasan lengkat tari tradisional Jawa Barat yang masih terjaga keasliannya. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.