Tari Papua

Tari Papua – Papua memiliki begitu banyak kekayaan budaya yang harus dilestarikan keadaannya. Seperti aneka jenis tari Papua yang tidak hanya memiliki gerakan dan kostum unik, namun sarat akan arti mendalam di dalamnya.

Mulai dari sebagai bentuk pertunjukan keramahtamahan kepada setiap tamu khusus yang datang, hingga dengan ungkapan syukur kepada alam dan Tuhan. Karenanya, ini menjadi penting eksistensinya agar terus dipertahankan.

Jika mau tahu banyak mengenai macam tari Papua tersebut, maka penting sekali untuk menyisihkan waktu untuk membaca ulasan berikut dengan seksama. Tidak lain karena di sini diuraikan banyak hal tentangnya.

Mulai dari jenis tarian yang lahir dan berkembang di Papua, hingga arti gerakan yang ada di padanya.

Langsung saja, berikut ini.

Sejarah Tari Papua

Tari Papua memiliki sejarah panjang dan kaya, dengan akar budayanya yang berasal dari masa prasejarah dan dipengaruhi oleh budaya-budaya asli yang ada di Papua.

Tari Papua dipercaya telah ada sejak zaman pra-sejarah dan berkembang bersamaan dengan munculnya suku-suku asli di Papua.

Tarian ini memiliki banyak jenis dan variasi, yang berasal dari berbagai suku di Papua seperti suku Asmat, suku Dani, dan suku Yali. Masing-masing suku memiliki tari tradisional mereka sendiri dengan ciri khas yang berbeda-beda.

Selama masa kolonialisme Belanda di Papua pada abad ke-19, tari-tarian tradisional Papua mulai diperkenalkan ke masyarakat Eropa.

Pada awalnya, tari-tarian ini hanya dipersembahkan sebagai atraksi wisata semata, namun seiring waktu, tari-tarian tradisional Papua semakin dikenal dan dihargai sebagai bentuk seni yang unik dan berharga.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, tari Papua semakin dipromosikan sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional Indonesia.

Sejak itu, tari Papua sering ditampilkan pada acara-acara penting, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sebagai simbol keindahan dan keberagaman budaya Indonesia.

Namun, pada awalnya, pemerintah Indonesia masih kurang memperhatikan dan menghargai keberadaan tari-tari tradisional Papua.

Seiring dengan gerakan kemerdekaan Papua pada tahun 1960-an, tari Papua mulai diakui sebagai simbol identitas dan budaya Papua yang harus dijaga dan dilestarikan.

Pada masa Orde Baru, pemerintah Indonesia mempromosikan tari Papua sebagai salah satu aset budaya Indonesia dan menunjuk beberapa tarian Papua sebagai tarian nasional, seperti tari “Cendrawasih” dari suku Biak dan tari “Sajojo” dari suku Yapen.

Dalam beberapa dekade terakhir, tari Papua semakin dikenal dan diapresiasi di dalam dan luar negeri. Banyak penari dan seniman Papua yang berusaha untuk melestarikan dan mengembangkan tari-tarian tradisional Papua dengan menggabungkannya dengan unsur-unsur modern.

Kini, tari Papua telah menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia, serta menjadi simbol identitas dan keberagaman budaya Papua yang unik dan berharga.

Nama Tari Papua

Tari Balengan

Tari Balengan

Nama asli dari jenis tari Papua pada mulanya ialah Ande Saire. Yaitu sebuah tarian ritual khusus yang diperlihatkan oleh warga teluk Sarera yang berada di pesisir Nabire.

Awalnya tarian ini ditarikan pada acara tertentu saja, seperti pada ritual tindik telinga, ritual pencukuran rambut, dan yang sejenisnya. Namun kini banyak diperlihatkan untuk berbagai keperluan.

Salah satunya, yang banyak dilakukan oleh warga ialah untuk menjalin keakraban antara muda dan mudi yang tinggal di Sarera.

Maka tak heran jika lebih dikenal sebagai tari pergaulan, atau yang dalam bahasa warga setempat bisa diartikan Balengan.

Tari Tumbu Tanah

Tari Tumbu Tanah

Perkembangan tarian ini ditemukan di daerah Manokwari, namun bisa ditemukan di daerah Arfak atau sebagian besar kawasan Papua lainnya.

Cirinya ialah formasi penari seperti bentukan ular yang melilit batang pohon. Sehingga tidak jarang dikenal warga sebagai tarian ular.

Bagi warga yang memperagakannya, tarian ini mengandung arti yang istimewa sebagai identitas sukunya. Maka dari itu, peragaannya sendiri sering dilakukan pada acara penting saja.

Semisal pada upacara penting pernikahan adat, penyambutan kelompok tamu yang berasal dari luar wilayahnya, hingga dengan pesta khusus sebagai ungkapan syukur atas kemenangan perang yang didapatkan.

Tari Pangkur Sagu

Tari Pangkur Sagu

Sagu menjadi bagian tak tergantikan pada kehidupan warga di Papua. Karena selain keberadaannya sebagai makanan pokok dari sebagian besar penduduknya menjadi inspirasi dari lahirnya beragam budaya.

Salah satunya ialah kaya akan kandungan arti yaitu tarian Pangkur Sagu yang terkenal keunikannya.

Bila dicermati tarian ini mendeskripsikan bagaimana kehidupan warga Papua yang begitu harmonis kepada Tuhan, alam, dan sesama.

Mulai dari penebangan pohon di hutannya, pemerasan sari atau air sagunya, hingga dengan simbolis pengolahan sagu manusia.

Tari Seka

Tari Seka

Jenis tari Papua kedua yang kaya arti ialah tarian Seka. Yaitu sebuah tarian yang umumnya digerakan oleh warga yang tinggal di kawasan pesisir selatan.

Selayaknya kawasan Kaimana, Timika, hingga Fakfak. Tarian ini ada sebagai ungkapan rasa syukur dari warga kepada sang Pencipta yang memberi alam dengan berbagai anugerah.

Biasanya pada pertunjukan tarian ini memiliki kostum yang khas dengan adat setempat. Yaitu rok rumbai dan bawahan merah.

Tari Yospan

Tari Yospan

Jika merujuk pada sejarah, nama tarian ini ialah gabungan dari dua nama tarian, yaitu Yosim dan Pancar. Masing-masing dari tarian tersebut memiliki ciri dan keunikan yang berbeda.

Sehingga menjadikan Yospan istimewa. Bahkan menjadi tari Papua yang paling dikenang di masanya, yaitu pada tahun 80an.

Tarian Cendrawasih

Tarian Cendrawasih

Lantaran fauna berjuluk burung surga ini begitu istimewa baik dari segi warna, rupa, hingga dengan pola hidupnya.

Bila ditelusuri, tarian ini diperagakan secara serentak oleh warga yang ada di kawasan Waropen, Biak, hingga dengan Wandamen.

Tarian Fayaryer Rak Wadwa Biak

Tarian Fayaryer Rak Wadwa Biak

Kawasan Numfor yang berlokasi di dekat Biak memiliki pertunjukkan tari riang yang sangat eksotis.

Tari tersebut memiliki nama tari Fayaryer Rak Wadwa Biak, yang digerakan oleh puluhan penari terdiri dari wanita dan pria secara serempak.

Tarian Pulale

Tarian Pulale

Keberadaan jenis tari  ini sebetulnya sudah lama ada di warga Serui, Waropen. Yaitu sebuah tarian khusus yang diperagakan ketika warga Serui baru saja mengalami kemenangan dari perang yang dilakukan.

Baca Juga:  Tarian Jawa Tengah

Tari Bayaitu

Tari Bayaitu

Keeksotisan alam Papua lainnya ialah keragaman aneka fauna yang ada di sana. Salah satunya ialah keberadaan burung Bayaitu yang mempesona.

Lantaran selain fisiknya yang menawan dan mempunyai gerakan lincah, riang, dan menenteramkan.

Tarian Salawaku

Tarian Salawaku

Tarian ini mengandung cerita tentang pasangan yang sudah mengalami pengejaran oleh kelompok orang lainnya. Sehingga sepintas seperti pertunjukan drama.

Tari Woming

Tari Woming

Ini adalah tarian kelompok yang dibawakan oleh pria dan wanita.

Yaitu seorang ibu diculik oleh sebagian pria, kemudian bernasib tragis dan menjadi korban pembunuhan.

Uniknya, Sesudah kematiannya sang Ibu justru menjelma menjadi seekor kanguru.

Tari Nasimar

Tari Nasimar

Berikutnya tari yang tidak kalah unik dengan lainnya disebut dengan nama Nasimar.

Ragam tarian ini mulanya muncul di tengah warga Sarmi, sebuah kabupaten yang ada di Provinsi Papua.

Keberadaannya sebagai tarian perang oleh warga setempat membuatnya penuh dengan keunikan.

Seperti terlihat pada properti penunjang yang digunakan yaitu Suren atau Jubi.

Tari Yape

Tari Yape

Perang mungkin sudah menjadi bagian dari kehidupan warga Papua, khususnya yang ada di kawasan Paniaian.

Yaitu tari rampak yang diperagakan oleh banyak pria sekaligus, yang menunjukkan kegagahan dan kemeriahan di dalam pertunjukannya.

Keunikan dari tarian eksotis ini ialah selain pada maknanya yang merujuk pada budaya perang, tarian ini memiliki iringan yang khas.

Yaitu musik yang terdengar seperti tarikan anak panah, yang seolah mendeskripsikan suasana perang sebenarnya.

Lain daripada itu ditunjang oleh nyanyian dari penarinya yang keseluruhan ialah pria, membuat kemeriahan tari begitu membahana.

Properti Tari Papua

Properti tari Papua dapat mencakup berbagai macam benda dan perlengkapan yang digunakan dalam pertunjukan tari tradisional Papua. Beberapa properti tari Papua yang umumnya digunakan antara lain:

  1. Koteka: Koteka atau penis gourd adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh suku asli Papua. Koteka terbuat dari anyaman daun dan dikenakan di bagian depan tubuh, menutupi alat kelamin. Pada beberapa jenis tari Papua, para penari mengenakan koteka sebagai bagian dari kostum mereka.
  2. Hua: Hua adalah hiasan kepala yang digunakan dalam tari Papua. Hua biasanya terbuat dari bulu burung, daun, dan bahan alami lainnya. Hua seringkali digunakan untuk menambah keindahan dan keanggunan gerakan kepala dalam tarian.
  3. Tambur: Tambur adalah alat musik yang umum digunakan dalam tarian Papua. Tambur terbuat dari kayu dan diberi membran kulit binatang di bagian atasnya. Pada umumnya, tambur dimainkan oleh beberapa orang untuk mengiringi tarian.
  4. Tari Perang: Tari perang adalah tarian yang menampilkan gerakan-gerakan yang menggambarkan perang atau konflik antara suku-suku Papua. Properti tari perang biasanya termasuk busur, anak panah, tameng, dan pedang.
  5. Noken: Noken adalah tas tradisional Papua yang digunakan sebagai properti dalam tarian. Noken terbuat dari anyaman serat tumbuhan dan digunakan untuk membawa barang-barang sehari-hari. Dalam tarian, noken sering digunakan sebagai aksesoris yang diikatkan di pinggang atau bahu penari.

Keunikan Tari Papua

Tari Papua memiliki keunikan yang khas dan mencerminkan kebudayaan dan tradisi masyarakat Papua. Berikut adalah beberapa keunikan tari Papua:

  1. Gerakan yang Enerjik dan Dinamis: Tari Papua memiliki gerakan yang kuat, dinamis dan energik. Gerakan-gerakan tersebut mencerminkan kekuatan dan vitalitas alam Papua yang indah dan mengagumkan.
  2. Penggunaan Properti: Tari Papua sering menggunakan properti seperti pakaian hias, topi bulu burung, busur dan anak panah, dan tanduk binatang untuk menambah keindahan tari dan memperkuat pesan budaya yang disampaikan.
  3. Kesenian Ritus: Banyak tarian Papua yang berasal dari ritual keagamaan atau upacara adat. Tari-tari tersebut memiliki makna dan simbolisme yang dalam dan sering ditarikan sebagai bagian dari acara yang sakral dan penting.
  4. Busana Khas: Tari Papua sering menggunakan busana khas yang terbuat dari serat daun pisang atau kulit kayu. Busana tersebut biasanya dihiasi dengan bulu burung, manik-manik, dan pola-pola yang rumit dan bermakna.
  5. Musik Tradisional: Tari Papua sering ditarikan dengan iringan musik tradisional seperti alat musik tradisional seperti tifa, kundu, dan flutes. Musik tersebut menciptakan irama yang khas dan mendukung gerakan tarian.
  6. Tarian Laki-Laki dan Perempuan: Tari Papua sering dilakukan oleh kedua jenis kelamin. Gerakan laki-laki biasanya dinamis dan kuat, sedangkan gerakan perempuan cenderung lebih lemah-lembut dan anggun.
  7. Representasi Alam: Tari Papua sering merepresentasikan kehidupan alam Papua seperti burung, binatang hutan, tanaman, dan fenomena alam lainnya. Hal ini menunjukkan kecintaan masyarakat Papua terhadap alam dan ekosistemnya.

Ciri Khas Tari Papua

Tari Papua merupakan tarian tradisional yang berasal dari Papua, Indonesia. Beberapa ciri khas dari tari Papua antara lain:

  1. Gerakan yang energik dan dinamis: Tarian Papua biasanya diiringi dengan musik yang ritmis dan kuat, yang membuat gerakan tariannya menjadi energik dan dinamis. Gerakan-gerakan tari Papua juga sering melibatkan gerakan tubuh yang ekspresif, seperti melompat, menggoyangkan tubuh, dan melipat-lipat lengan.
  2. Penggunaan kostum tradisional: Kostum yang digunakan dalam tari seringkali mencerminkan budaya Papua yang kaya akan motif dan warna-warna cerah. Biasanya, kostum tersebut terdiri dari kain tenun yang diikat di pinggang dan dihiasi dengan ornamen-ornamen tradisional, seperti bulu-bulu burung, cangkang kerang, atau gigi binatang.
  3. Tema yang berkaitan dengan alam: Tarian Papua seringkali mengambil tema yang berkaitan dengan alam, seperti tarian untuk menyambut matahari terbit atau tarian untuk menghormati dewa-dewi penguasa alam. Gerakan tarian pun seringkali terinspirasi dari gerakan-gerakan hewan atau alam, seperti gerakan burung elang atau gerakan ombak.
  4. Tarian kelompok: Tarian Papua umumnya dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari beberapa orang. Setiap anggota kelompok biasanya memiliki peran dan gerakan yang berbeda-beda, namun tetap terkoordinasi dengan baik untuk menghasilkan tarian yang harmonis dan serasi.
  5. Pentingnya nilai-nilai kebersamaan: Tarian Papua juga sering kali diartikan sebagai simbol kebersamaan dan persatuan antar anggota kelompok. Hal ini tercermin dalam gerakan-gerakan tariannya yang saling melengkapi dan terkoordinasi dengan baik, serta dalam pesan-pesan moral yang disampaikan melalui tarian tersebut.

Akhir Kata

Itulah ulasan lengkap tari tradisional Papua yang masih eksis hingga sekarang.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.