Pakaian Adat Gorontalo

Pakaian Adat Gorontalo – Gorontalo sebelumnya adalah bagian dari provinsi Sulawesi Selatan, namun pada tahun 2000 Gorontalo resmi berdiri sebagai provinsi.

Meski \ dibilang Gorontalo provinsi baru, namun gorontalo tetap memiliki beragam kebudayaan, salah satunya yaitu pakaian adat. Kemudian apa saja Pakaian adat Gorontalo ini?

Yuk simak ulasannya berikut ini!

Baca Juga:  Pakaian Adat Aceh

Pakaian Adat Gorontalo

Seperti pada ulasan diatas, bahwa Gorontalo ialah provinsi baru yang memiliki beragam kebudayaan yang sangat unik untuk dibahas. Salah satunya ialah pakaian adat Gorontalo yang dijadikan sebagai produk yang menarik.

Bukan hanya itu, pakaian adat  bisa dibilang unik, karena pakaian memiliki 7 jenis warna dengan filosofi yang ada pada tiap warna masing-masing.

Bukan hanya itu, ada beraneka ragam aksesoris yang bisa menambah kesan indah pada pemakai dari pakaian adat tersebut.

Pakaian Adat Gorontalo Makuta

Pakaian Adat Makuta (gorontalo)

Pakaian adat Mukuta ialah pakaian adat Gorontalo yang akan digunakan oleh pria. Pakaian adat ini digunakan ketika upacara pernikahan.

Baju adat mukuta memiliki bentuk desain yang sederhana, dengan aksesoris yang digunakan tidak sampai lima buah jenis aksesoris.

Biasanya pada bagian kepala pengantin pria menggunakan tudung makuta dengan bentuk tutup kepala yang menjulang tinggi dan seperti buku unggas.

Jika dilihat dari bentuknya, maka tudung makuta memiliki bentuk yang unik dan bisa mencerminkan akan daerah Gorontalo.

Bukan hanya tudung Kakuta saja, pengantin pria akan menggunakan kalung berwarna emas yang bernama Bako, bako ini sudah dipercayai oleh warga Gorontalo sebagai seorang pria dan wanita yang sudah terikat dalam satu ikatan pernikahan.

Pada bagian baju mukuta adaberbagai macam aksesoris yang disebut dengan pasimeni. Pasimeni ialah lambang dari kehidupan berumah tangga antara suami dan istri yang harmonis tanpa adanya percekcokan atau sesuatu hal yang bisa membuat retaknya rumah tangga.

Pakaian Adat Gorontalo Boqo Takowa

Pakaian Adat Boqo Takowa (gorontalo)

Pakaian adat Boko Takowa merupakan pakaian adat Gorontalo yang digunakan secara bersamaan penggunaan celana panjang atau talala dan dilengkapi dengan berbagai aksesoris lainnya pada saat dilakukan upacara akad nikah atau akaji.

Baju adat ini memiliki bentuk yang sama dengan kemeja berlengan panjang pada umumnya.

Perbedaannya hanya ada pada bagian kerahnya yang berdiri tegak. Bagian depan baju ini ada kancing dengan tiga buah saku, masing-masing saku tersebut ada pada bagian sebelah kiri atas dan juga pada bagian bawah kiri dan kanan baju.

Sementara bagian bawahnya menggunakan celana panjang yang memiliki corak khas keemasan atau disebut dengan phi.

Warna dari celana dan baju akan disesuaikan dengan pilihan mempelai wanita, warna tersebut berupa kuning, merah, hijau, ungu dan juga merah hati.

Mempelai pria juga nantinya akan menggunakan payung sebagai penutup kepala yang juga dihiasi berbagai macam kain warna-warni dan beberapa aksesoris atau hiasan lainnya.

Aksesoris tersebut berupa etago (ikat pinggang dari emas sepuhan) dan juga Patatimbo (keris pusaka) yang akan disisipkan pada pinggang bagian depan.

Pakaian Adat Gorontalo Pakaian Madipungu

Pakaian Adat Pakaian Madipungu (gorontalo)

Pakaian adat Madipungu ialah pakaian asah Gorontalo yang digunakan untuk acara akad nikah atau akaji. Pada wanita biasanya menggunakan pakaian adat Madipungu, Boqo Tunggohu, atau bisa Baju Galenggo.

Apa sih perbedaan dari ketiganya?

Jadi perbedaan dari ketiga baju tersebut ada pada bagian panjang dan pendeknya lengan dari baju.

Baju Madipungu ialah baju blus berlengan panjang dan lehernya membentuk model V, bahan yang digunakan menggunakan kain satin, brokat, beludru atau berbagai macam bahan kain lainnya.

Sedangkan bawahannya biasanya menggunakan rok atau sarung panjang yang digunakan pada bagian luar baju.

Baju adat ini dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris tambahan lainnya, sehingga baju semakin lebih indah.

Pakaian Adat Gorontalo Biliu dan Payungga

Pakaian Adat Biliu dan Payungga (gorontalo)

Pakaian adat Biliu dan Payungga ialah pakaian adat Gorontalo yang digunakan oleh pengantin putri. Baju adat biliu ini memiliki tampilan yang begitu mewah dengan berbagai hiasan rumit dan selaras dengan fungsinya, yaitu digunakan pada acara pernikahan.

Hal yang paling menonjol pada baju adat ialah pada penggunaan aksesoris yang bisa mencapai 8 jenis, setiap aksesoris tersebut jumemiliki beragama filosofi tersendiri dan bisa membuat baju lebih tampak elegan.

Pada bagian kepala pengantin putri menggunakan ikat kepala sebagai lambang tentang adanya ikatan pernikahan antara seorang wanita dengan pria yang sudah menjadi suami istana harus tetap patuh pada kewajibannya.

Kemudian ada aksesoris yang bernama tuhi-tuhi, aksesoris tersebut masih berhubungan dengan hiasan kepala yang memiliki 7 buah gafah. 7 gafah ini melambangkan nilai kekerabatan dengan 7 kerajaan yang ada di Gorontalo.

Para wanita akan menggunakan kalung dengan warna emas atau perak, kalung tersebut menyimbolkan akan ikatan kekeluargaan yang terjalin antara kekuatan pengantin wanita dan pengantin pria.

Aksesoris kacebo yang melambangkan kekuatan dari seorang istri nantinya dalam menghadapi berbagai macam lika kehidupan.

Tak lupa ada aksesoris yang bernama entago, aksesoris tersebut memiliki karakteristik sederhana dan patuh dengan ajaran agama Islam.

Bukan hanya perhiasan tangan biasanya para wanita akan menggunakan gelang dengan warna emas yang memiliki filosofi sebagai bentuk perlindungan diri dari adanya berbagai sifat tercela atau sifat yang melanggar ketentuan adat.

Pakaian untuk Upacara

Pakaian untuk Upacara (gorontalo)

Pakaian adat  yang digunakan untuk upacara ialah baju adat yang memiliki bentuk seperti pakaian pengantin, tapi tanpa adanya tambahan aksesoris atau hiasan lainnya.

Bukan hanya itu, perbedaannya ada pada warna yang digunakan, yakni bisa berupa warna kuning emas, merah, hijau dan juga warna ungu.
Baca Juga:  Pakaian Adat Jawa Tengah

Akhir Kata

Itulah ulasan lengkap pakaian adat gorontalo yang masih eksis hingga sekarang yang bisa Bogornews ulas.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.